Kamis, 21 Mei 2015

trend dan issue keperawatan keluarga


1. Menjelaskan tentang trend dan issue ruang lingkup keperawatan keluarga
1.      Promosi kesehatan
Perawat melakukan promosi kesehatan kepada keluarga dalam rangka meningkatkan prilaku hidup sehat
2.      Pencegahan penyakit
Perawat melakukan tindakan pencegahan spesifik pada anggota keluarga agar bebas dari penyakit atau cidera melalui kegiatan : imunisasi, pencegahan merokok, program kebugaran fisik, screning dah follow up berbagai kasus seperti : hipertensi, pencegahan komplikasi dm, dan screning osteoporosis.
3.      Intervensi keperawatan Untuk proses penyembuhan
Perawat memberikan intervensi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia bagi anggota keluarga melalui terapi modalitas dan komplementer keperawatan kebutuhan dasar manusia, meliputi: kebutuhan fisiologis, rasa nyaman, cinta kasih, harga diri, dan aktualisasi diri. Sedangkan jenis terapi keperawatan antara lain : pembimbingan terhadap keluarga untuk mengatasi maslah kesehatan akibat prilaku yang tidak sehat, batuk efektif, latihan room, dll.
4.      Pemulihan kesehatan
Keperawatan membantu keluarga dalam fase pemuliah kesehatan bagi anggota keluarga setelah mengalami cedera.

2. Menjelaskan tentang trend dan issue keperawatan keluarga secara global
1.      Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
2.      Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin meluas.
3.      Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
4.      Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
5.      Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.

3. Menjelaskan tentang trend dan issue keperawatan keluarga dalam aspek pelayanan keperawatan
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.

Agar Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Dapat Diterima Oleh Keluarga
1.       harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga
2.       tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya
3.        perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan

4.  menjelaskan tentang trend dan issue keperawatan keluarga dalam aspek pendidikan keperawatan
1.      Lahan praktik terbatas ; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
2.      Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas
3.      Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas
4.      Rasio pengajar: mahasiswa belum seimbang
5.      Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang

5.  menjelaskan tentang trend dan issue keprawatan keluarga dalam aspek profesi keperawatan )
1.      Standar kompetensi belum di sosialisasikan
2.      Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan
3.      Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak terbatas
4.      Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik
5.      Peranan profesi dimasa depan di tuntut lebih banyak
6.      Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

6. Menjelaskan tentang strategi koping keluarga
1.      Dalam Strategi koping keluarga internal, tiga jenis strategi koping intra- keluarga yang umum di bahas :
a.       Strategi hubungan
·         Mengandalkan kelompok keluarga
Tipe koping keluarga ini biasanya berasal dari pengaruh etnik protestan tradisional , yang menilai dan melihat pengendalian dan kemandirian sebagai hal yang khususnya dibutuhkan selama masa sulit. Bersamaan dengan strukturisasi adalah kebutuhan bagi beberapa keluarga menjadi “ kuat” dan belajar menyembunyikan perasaan dan menguasai ketegangan dalam diri mereka .
·         Kebersamaan yang lebih besar ( memperkuat kohesti keluarga)
Olson memandang kohesti keluarga sebagai “ ikatan emosional yang saling di rasakan anggota keluarga “. Keluarga yang ekstrem adalah keluarga yang kohesi nya sangat tinggi atau sangat rendah .
Ketika keluarga sangat tinggi kohestinya, keluarga tersebut dikatakan terkait dan terdapat kemandirian atau otonomi yang lebih sedikit. Dalam tipe keluarga ini, anggota mencari kepuasan dan hubungan terutama dalam rumah serta , anak-anak lebih lama meninggalkan rumah. 
Ketika keluarga pecah atau kohesinya sangat rendah , angoota keluarga tidak dekat satu sama lain dan memiliki tingkat kohesi sedang cenderung lebih fungsional dan lebih bisa beradaptasi terhadap stres ( olson). Tingkat kohesi yang fungsional bagi keluarga juga di pengaruhi oleh latar belakang budaya; tingkat kohesi yang lebih tinggi dalam kelompok sub budayatertentu di temukan dan bersifat fungsional.
Kohesi yang lebih besar dan berbagi kekhawatiran serta perasaan juga sangat bermanfaat dalm mengurangi tingkat ketegangan keluarga akibat penyakt akut / serius /stressor besar lain. Kohesifitas keluarga yang tinggi khususnya membantu saat keluarga pernah trauma , karena anggota keluarga sangat memerlukan dukungan ( figley, 1989)
·         Fleksibilitas peran
Olson  (1993) dan walsh (1998) telah menekan kan bahwa fleksibilitas peran adalah satu dari dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi terhadap perubahan perkembangan dan lingkunagan .
Ketika keluarga berhasil mengatasi , keluarga mampu memelihara suatu keseimbangan dinamik antara perubahan dan stabilitas. Fleksibilitas peran memungkin kan keseimbangan ini berlanjut. Pada penelitian mengenai keberhasilan hubungan pasangan jangka panjang, fleksibilitas peran sangat penting dalam membantu pasangan berkembang dan mengatasi banyak tantangan dalam kehidupan keluara ( walsh, 1998).
b.      Strategi kognitif
·         Normalisasi
Strategi koping fungsional keluarga lain nya adalah kecendrungan bagi keluarga untuk menormalisasi sesuatu sebanyak mungkin saat mereka mengatasi stressor jangka panjang yang cenderung mengganggu kehidupan keluarga dan aktifitas rumah tangga. 
banyak penulis telah menggunakan istilah “ normalisasi”  untuk membuat konsep tentang bagaimana keluarga mengelola disabilitas anggota ( faux, 1998; knafl,deatrick, dan kirby,2001)
·         Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan penilaian pasif
Pembingkaian ulang adalah cara persepsi koping individu dan sering kali di pengaruhi oleh keyakinan keluarga .
Cara kedua mengendalikan makna stressor adalah dengan penilaian pasif, kadang disebut sebagai penerimaan pasif.
·         Pemecahan masalah bersama
Pemecahan masalah bersama diantara anggota keluarga adalah strategi koping kognitif dan komunikasi keluarga yang telat di teliti secara ekstensif melalui metode penelitian laboratorium oleh kelompok meneliti keluarga dan dalam lingkungan alami.
·         Mendapatkan informasi dan pengetahuan
c.       Strategi komunikasi
·         Terbuka dan jujur
Keterbukaan adalah komunikatf dalam ide dan perasaan. Pemecahan masalah kolaboratif, yang di bahas sebagai strategi koping kognitif , juga merupakan strategi koping komunikasi , yang memfasilitasi koping dan adaptasi keluarga.
·         Menggunakan humor dan tawa
2.      Strategi koping keluarga eksternal
Strategi ini memelihara jalinan komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukungan sosial serta strategi spiritual .
a.       Strategi komunitas : memelihara jalinan aktif dengan komunitas . kategori ini merujuk pada upaya koping keluarga yang terus menerus, jangka panjang , dan umum, bukan upaya seseorang menyesuaikan untuk mengurangi stressor khusus siapapun.
b.      Memanfaatkan sistem dukungan sosial
·         Defenisi konsep
·         Sumber dukungan sosial
·         Tujuan sistem dukungan sosial
·         Penggunaan jaringan sosial yang tidak adekuat
·         Kelompok saling bantu atau swa-bantu
             c. Dukungan spiritual